BIG HERO 6 (2014) REVIEW : “I’m Satistified With Disney’s Care”

Beberapa tahun terakhir, Walt Disney berhasil merebut kepercayaan penontonnya dengan film-film animasi buatannya. Tahun lalu, Frozen menjadi karya yang sangat fenomenal dari studio animasi legendaris ini. Pixar, yang juga bekerja sama dengan studio Disney pun kalah telak. Tahun ini pun, Disney kembali menelurkan karya animasi terbarunya. Film animasi tahun ini bisa dibilang cukup banyak. Hanya saja, Pixar absen dalam meramaikannya tahun ini.

OUIJA (2014) REVIEW : Cliches in It Lowest Point.

Film horror tahun ini memang tak terlalu banyak bermunculan. Dan untuk menyambut datangnya Halloween, film horor adalah salah satu film wajib yang ada. Setelah The Book of Life yang juga dirilis untuk menyambut pesta Halloween, juga adanya re-release film thriller legendaris, Saw, yang ditayangkan secara limited di bioskop US. Maka, Universal Pictures tidak mau kalah dan merilis film terbarunya untuk menyambut pesta Halloween ini.

ANNABELLE (2014) REVIEW : ‘The Conjuring’ Cinematic Universe


Kesuksesan James Wan dalam menangani kasus-kasus supranatural dalam film garapannya tentu tidak diragukan lagi. Kesuksesan yang digapai oleh James Wan ini menjadi babak baru bagi film horror Hollywood. The Conjuring dan Insidious menjadi mahakarya milik James Wan yang mengembalikan lagi semangat-semangat film horror Hollywood yang sudah mulai menghilang. Kedua film tersebut pun mulai meng-expand lagi universe-nya.

THE MAZE RUNNER (2014) REVIEW : The Potential Debut Adaptation


Setiap production house berlomba-lomba untuk mengadaptasi buku-buku populer apalagi buku tersebut berseri. Ada yang berhasil seperti Warner Bros dengan Harry Potter-nya, Lionsgate dengan The Hunger Games-nya, dan yang tak bisa dipungkiri yaitu Summit dengan The Twilight Saga-nya serta Divergent yang juga mulai memiliki massa-nya. 20th Century Fox pun mencoba peruntungan lewat film adaptasi buku berseri milik James Dashner yaitu The Maze Runner

NOAH (2014) REVIEW

Noah (2014)

Siapapun kamu, beragama atau tidak saya percaya kamu pernah mendegar kisah satu ini, sebuah cerita besar dari buku-buku dan kitab suci Agama, sebuah cerita besar ketika sang Pencipta marah besar kepada manusia. Lalu ada Bahtera kayu gofir raksasa berisi pasangan hewan-hewan dan diakhiri dengan tumpahan air bah yang menyapu setiap manusia dan kebobrokan di kolong lagit. Ya, cerita religius tentang Nuh sudah beberapa kali dibuat di ranah film, dari FTV Noah’s Ark sampai komedi macam Evan Almighty, tetapi baru kali ini ada sineas yang benar-benar serius mencoba menerjemahkan kisah dari

EARTH TO ECHO (2014) REVIEW

Earth to Echo (2014)

Sekelompok bocah ingusan di pinggiran kota meyelamatkan Alien lucu, dengan premis seperti itu tentu saja kamu dengan mudah akan menyamakan Earth to Echo dengan karya legendaris Spieliberg E.T yang lahir lebih dari dua dekade silam atau mungkin yang lebih baru, Super 8-nya J.J Abrams minus aien imut. Dengan tema persahabatan kental berpetualang mencari sesuatu jauh dari halaman belakang rumah mereka, Earth to Echo juga mengingatkan kita dengan The Goonies

YASMINE (2014) REVIEW

Yasmine (2014)

Indonesia memang dikenal sebagai ‘mbah-nya’ Pecak Silat, tetapi film produksi lokal tentang salah satu cabang bela diri paling tua satu ini nyaris tidak pernah disentuh para sineasnya, dan ketika ada ironisnya ia menjadi ngetop karena campur tangan sutradara asing, Gareth Evans ketika ia membuat Merantau dan tentu saja dwilogi The Raid yang fenomenal itu, Sementara dari negeri seberang ada Origins Film yang mencoba membangkitkan kembali perfilman Brunei Darussalam setelah kurang lebih setengah abat tertidur dengan mengangkat Silat dalam sebuah drama coming of age modern berhati besar yang digarap serius oleh dua bersaudara Kamaluddin.
notifikasi
close